A-16_Yudhistira Daffa_Tugas Mandiri 4B

 10 soal isian

  1. Kaidah bahasa dalam penulisan akademik mencakup tata bahasa, ejaan, diksi, dan gaya bahasa.
  2. Kalimat efektif harus memiliki lima ciri utama, yaitu kehematan, kepaduan, kejelasan, kesatuan, dan kecermatan.
  3. Struktur dasar kalimat Bahasa Indonesia yang digunakan dalam teks akademik dikenal dengan istilah Subjek–Predikat–Objek–Keterangan (SPOK).
  4. Contoh kata serapan dari bahasa Inggris yang telah disesuaikan secara fonologis adalah komputer.
  5. Dalam teks akademik, penggunaan kata ganti seperti “saya” sebaiknya dihindari dan diganti dengan kata penulis.
  6. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan edisi kelima dikenal dengan singkatan EYD V.
  7. Huruf miring dalam penulisan akademik digunakan untuk menuliskan judul buku, majalah, dan istilah asing yang belum diserap.
  8. Kesalahan struktur paralel dalam kalimat dapat menyebabkan  ketidak tepatan makna dan menurunkan kualitas tulisan.
  9. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk membantu revisi bahasa ilmiah adalah Quillbot/AI.
  10. Menurut modul, revisi bahasa ilmiah merupakan bagian dari proses akademik yang berkelanjutan.

Soal Esai

1. Jelaskan mengapa penggunaan kaidah bahasa yang tepat dalam teks akademik dianggap sebagai indikator profesionalisme dan integritas ilmiah seorang penulis.

jawab Kecermatan berbahasa dalam teks akademik secara langsung mencerminkan profesionalisme dan integritas penulis. Profesionalisme ditunjukkan melalui penyajian argumen yang jernih dan kredibel, sementara integritas ditegakkan dengan menjamin presisi makna dan kejujuran akademik melalui sitasi yang tepat.

2. Uraikan lima ciri kalimat efektif dalam penulisan akademik dan berikan masing-masing satu contoh kalimat yang sesuai.

jawab: 

  • Kehematan: Gunakan kata-kata seperlunya saja. Hindari pengulangan kata yang tidak perlu atau penggunaan frasa berbelit-belit yang bisa disederhanakan.
    Contoh: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi signifikan antara keduanya.

  • Kepaduan: Kalimat harus memiliki susunan kata dan frasa yang logis sehingga hubungan antarbagiannya jelas. Penggunaan konjungsi (kata hubung) yang tepat sangat membantu menciptakan kepaduan.
    Contoh: Meskipun data awal menunjukkan hasil yang positif, penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum kesimpulan akhir dapat ditarik.

  • Kesejajaran: Unsur dalam kalimat yang memiliki fungsi atau derajat yang sama harus mempunyai bentuk yang sama pula (paralel).
    Contoh: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis data, mengidentifikasi pola, dan merekomendasikan strategi pengelolaan limbah.

  • Kesatuan: Setiap kalimat harus mengandung satu gagasan utama yang utuh.
    Contoh: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental remaja, dengan fokus pada platform Instagram dan TikTok.

  • Kecermatan: Kalimat akademik harus menggunakan kata-kata yang tepat (diksi yang sesuai) sehingga makna yang disampaikan jelas dan tidak menimbulkan ambiguitas. Kata yang dipilih harus sesuai konteks dan bidang keilmuan.
    Contoh: Penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan enzim lipase secara signifikan meningkatkan efisiensi hidrolisis lemak.

3. Bandingkan peran huruf kapital dan huruf miring dalam penulisan akademik menurut EYD V. Sertakan contoh penggunaannya dalam kalimat.

jawab :
Huruf kapital digunakan untuk nama diri, awal kalimat, gelar, nama kota dan hari besar.
Contoh: “Dokter Sitohang akan berlibur ke Bali saat perayaan Natal nanti."

Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul karya dan istilah asing dalam sebuah kalimat.
Contoh: “Film Agak Laen berhasil mencuri perhatian penonton dengan komedi segar 

 

4. Mengapa revisi bahasa ilmiah penting dilakukan sebelum naskah dipublikasikan? Jelaskan langkah-langkah self-editing yang dapat dilakukan oleh mahasiswa.

jawab : Penyuntingan bahasa ilmiah perlu dilakukan untuk menjaga ketepatan logika, struktur, serta gaya penulisan agar tetap sejalan dengan standar akademik. Kegiatan revisi ini berfungsi mencegah terjadinya kesalahan yang dapat menimbulkan ambiguitas atau menurunkan kualitas tulisan.

Tahapan penyuntingan mandiri mencakup:

  • Menelaah kembali naskah secara keseluruhan dengan memperhatikan kelancaran alur gagasan.

  • Memeriksa kebenaran tata bahasa, ejaan, dan tanda baca sesuai ketentuan EYD V.

  • Menilai kejelasan setiap kalimat serta keterpaduan antarparagraf.

  • Mengganti kosakata yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan ragam bahasa akademik.

  • Menggunakan perangkat bantu seperti Grammarly atau fitur pemeriksa ejaan sebelum karya dipublikasikan.

5. Dalam konteks penulisan akademik, bagaimana pemilihan diksi dan gaya bahasa dapat memengaruhi persepsi pembaca terhadap kredibilitas tulisan?

jawab : Dalam penulisan akademik, pemilihan diksi dan gaya bahasa secara fundamental membentuk persepsi kredibilitas sebuah tulisan di mata pembaca. Penggunaan diksi yang tepat, formal, dan spesifik menunjukkan penguasaan mendalam penulis terhadap bidang ilmunya, sementara gaya bahasa yang objektif, impersonal, dan terstruktur secara logis membangun argumen yang kokoh dan meyakinkan. Sebaliknya, penggunaan kata-kata yang ambigu, bahasa informal, dan kalimat yang tidak teratur dapat secara langsung merusak otoritas penulis, membuat karya tersebut terkesan tidak profesional dan kesimpulannya diragukan, bahkan jika data yang disajikan valid.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eksplorasi Teks Akademik: Kajian Nilai, Bahasa, dan Penalaran